COERHAT SANG IBLIS RAJA KEBURUKAN ABADI

Posted by ZUARDI ZAIN Senin, 24 Oktober 2011 0 komentar
sumber tulisan yang ditampilkan sudah lupa . . . atau tidak jelas lagi ma'af ya . ...?!?!?! COERHAT SANG IBLIS RAJA KEBURUKAN ABADI

Seorang juru cerita suatu hari mendadak ngambek. Ia tidak mau lagi bercerita tentang manusia, karena manusia kini makin sensitif dan tidak tahan terhadap kritik. Dipuncak kebingungannya, yang bisa ia lakukan hanyalah tidur dan tidur. Dalam tidur lelapnya itulah ia bermimpi didatangi iblis. Bukan main takutnya sang Juru Cerita melihat sosok iblis yang seram: berbadan tinggi besar dan raut muka sangar. Ketakutan itu membuat ia gagal mengidentifikasi sosok yang ditemuinya itu.

"Kamu jangan takut. Jelek-jelek begini aku ini juga makhluk tuhan. Manusia biasa menyebutku Iblis,"ujar iblis.

Sang Juru Cerita semakin ketakutan. Tetapi, sang iblis yang teryata ramah ini mencegah untuk takut. Ia berjanji tidak akan mengganggu Sang Juru Cerita. Ia justru minta tolong. Katanya, sang iblis sudah lama memendam kejengkelan terhadap bangsa manusia. Hanya kepada sang Juru Cerita ia mau menceritakan beban perasaan yang selama ini menindihnnya. beginilah pengakuannya:

"Saya, atas nama iblis, dengan ini menyatakan: mengundurkan diri sebagai penghasut dan penggoda manusia untuk berbuat dosa. Keputusan ini saya ambil dengan sesadar-sadarnya, tanpa tekanan atau intimidasi, apalagi disuap oleh bangsa manusia.

"Perlu saya tegaskan bahwa iblis tidak mengenal suap atau korupsi. Jadi, apabila ditemukan oknum iblis mengorupsi uang negara, maka si oknum iblis itu telah kesurupan manusia. Bahkan, tak jarang perilaku manusia itu jauh lebih iblisistik daripada iblis itu sendiri. Sebab, manusia itu mahluk kemungkinan, artinya bisa buruk bisa sangat baik. Sedangkan iblis dan Malaikat itu mahluk kepastian. Iblis pasti buruk dan malaikat pasti baik. Jika manusia gagal mengelola hidupnya, maka keberadaannya bisa buruk dari iblis. Sedangkan bagi manusia yang berhasil me-menage perilakunnya, maka keberadaannya bisa lebih tinggi daripada malaikat.

"Hakikat iblis itu abadi. Tidak butuh korupsi, apalagi kursi untuk jadi petinggi. Iblis hanya butuh pengikut setia. Yakni, bangsa manusia yang secara sadar menempuh karir di jalan yang sesat, dengan bonus neraka.

"Pada mulanya, jumlah pengikut saya hanya beberapa. Tetapi setelah banyak manusia menjadi 'sukses' karena setia mengikuti petunjuk saya, maka jumlah pengikut saya pun membengkak. Saking banyaknya, sampai-sampai bangsa manusia rela menyuap saya dengan harkat dan harga dirinya, sekaligus masa depan hidupnya. Saya benar-benar kewalahan. Formulir pendaftaran selalu dicetak ulang menjadi bermiliar-miliar eksemplar demi memenuhi hasrat manusia untuk menjadi pengikut saya. Jutaan manusia mengagumi saya. Aku menjadi ilham, termasuk dalam sastra.

"Disetiap kota dibawah matahari, namaku adalah poros dari lingkaran pendidikan keagamaan, seni, dan filsafat. Bila bukan karena aku, tak ada kuil dibangun, tak ada menara atau istana didirikan. Aku adalah keberanian yang menciptakan gerak dalam diri manusia. Aku adalah sumber dari yang mengucapkan orisinalitas pikiran. Aku adalah tangan yang menggerakkan tangan-tangan manusia. Aku iblis abadi. Aku adalah iblis yang diperangi manusia agar meraka tetap hidup. Bila mereka berhenti memerangi aku, kelambanan dan kemalasan akan mematikan pikiran, hati, dan jiwa, sesuai dengan hukuman anehdan mito-logi dahsyat mereka...

"Tetapi, itu dulu!

"Sekarang ini, puisi periodik ciptaan Burung Pengelana asal Lebanon itu, Kahlil Gibran, terasa sia-sia, bahkan sedikit ngoyo-woro, mencari-cari dan terlalu out of date. Sebab, selama ini, bangsa manusia membutuhkan iblis hanya untuk dicatut namanya, sehingga setiap tindakan penyimpangannya menjadi sah dan legitimate. Tindakan korupsi, memperkosa, membunuh, dan menindas yang terang-terangan dilakukan secara murni dan konsekuen oleh bangsa manusia, selalu dikatakan karena bisikan Iblis. (Enak saja....Manusia makan depositonya, gua yang kena getahnya). Iblis selalu menjadi kambing hitam dan keranjang sampah kesalahan dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Ini sungguh tidak fair dan mencoreng citra korps Iblis.

"Bagaimana mungkin saya, sang Iblis yang celaka ini, bisa melakukan itu? Lha wong sudah cukup lama saya ini menganggur: Juklak dan Juknis kerja kami, yang sengaja dibuat untuk menggoda manusia agar tersesat, sudah lama kami simpan dalam laci. Segala hasutan, bisikan, dan godaan saya sudah tidak mampan lagi menelingkung manusia. Saya pun telah putus asa menjadi provokator dosa-dosa manusia, lha wong manusia kini makin pinter menjadi provokator bagi bangsannya sendiri. Hasut sana hasut sini agar terjadi ledakan permusuhan antar suku, antaragama, dan antargolongan demi kebanggaan picisan kelompok-kelompok tertentu yang berbahagia jika negeri ini morat-marit atau pecah....

"Sebagai Iblis yang masih 'mempuyai hati nurani' saya menangis menyaksikan semua ini. Berliter-liter air mata menetes dan mengalir dari mata saya (saya mendadak heran kok tiba-tiba Iblis macam saya ini jadi cengeng seperti sinetron Indonesia itu...)

"Saya benar-benar sedih, bukan kerena saya kehilangan job untuk menggoda manusia yang telah sukses besar melakukan transformasi budaya dengan mengadopsi nilai-nilai keiblisan secara sempurna. Bahkan, saking sempurnanya mereka tidak lagi butuh mentor dan fasilitator kejahatan macam saya, Iblis yang celaka ini.

"Saya sangat sedih, bukan karena manusia itu meninggalkan saya. Bukan. Tetapi, justru karena para manusia itu kini sudah tidak malu lagi membuka kursus-kursus, bimbingan-bimbingan belajar, dan sekolah kepribadian bagaimana menjadi Iblis yang baik. Dan, yang paling mencemaskan, nilai-nilai keiblisan itu sudah menjadi sistem budaya, sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi yang lengkap dengan kurikulum serta juklak dan juknisnya. Edan!

"Tidak mengherankan jika sekarang kursus-kursus mengenai kepribadian iblis telah menggeser dominasi sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang selalu menggembleng watak manusia berkepribadian unggul. Saya merasa kasihan kepada guru-guru, dosen-dosen, dan para profesor yang berdedikasi tinggi itu. Mereka kini menjadi kehilangan lahan untuk mendidik, untuk mengajarkan kemuliaan dan keluhuran budi pekerti.

"Manusia kini telah jauh melangkahi saya, Iblis yang celaka ini. Otak mereka jauh lebih cemerlang. Segala tindak penyimpangan mereka jauh lebih sistematis. Itulah kenapa sekarang ini orang tidak perlu takut lagi kepada iblis macam saya. Iblis sudah menjadi masa silam dalam sejarah peradaban dan sejarah kebiadaban manusia. Ia hanya sepotong makhluk yang tetap dipertahankan eksestensinya, agar lembaga-lembaga yang memperjuangkan nilai kemuliaan tetap eksis, tetap ada, meski semuanya itu makin terasa sia-sia bagi manusia iblis...

"Itulah sebabnya, saya mengundurkan diri sebagai iblis".

Mendadak, sang juru cerita bangun. Ia mengusap-usap pelupuk matanya. Ia bersyukur bahwa peristiwa yang menganaskan itu hanyalah mimpi."Untung masih ada iblis yang bisa dijadikan kambing hitam oleh manusia...,"katanya.

Baca Selengkapnya ....