ASHABUL KAHFI

Posted by ZUARDI ZAIN Rabu, 13 Januari 2010 0 komentar
KHARIJUL 'ADAH/KEJADIAN LUAR BIASA.

Perihal kejadian luar bisa yang dialami oleh ashabul kahfi adalah sebuah kisah yang dikekalkan didalam al-qur`an surah Al-kahfi,sekelompok pemuda beriman beersembunyi untuk menyelamatkan iman mereka dengan bersembunyi kedalam sebuah gua,mereka bersembunyi karena diancam dan dikejar-kejar orang-orang kafir dan kaumnya,dan sesasmpai dalam gua mereka berdo'a kepada Allah supaya diberikan rahmat dan perlindunganNya.Kemudian Allah mengabulkan do' mereka,dengan menutup telinga mereka sehingga tidak mendengar suara apapun dan mereka ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun didalam gua itu (Q.S.Al-kahfi:11 & 25).
Sampai hari ini kita belum mendengar ada orang tidur sampai 309 tahun, barangkali tiga atau sembilan tahun saja belum ada yang kita ketahui orang tidur nyenyak tanpa bangun sekejappun. secara adat atau lazimnya orang tidur beberapa jam kemudian bangun, itupun dalam beberapa jam tidur ada orang yang terbangun beberapa kali, artinya tidur orang itu tidak nyenyak sehingga sedikit saja ada gangguan diapun terbangun. sedangkan Ashabul Kahfi tidur nyenyak tanpa bangun-bangun selama 309 tahun, dan ini adalah diluar kebiasaan atau luar biasa.
Gua Al-Kahfi ini terletak di Jordan diatas gua itu ada lubang sehingga matahari yang melintas di atas gua tersebut cahayanya masuk ke dalam gua, sebagaimana maksud ayat 17 Q.S. Al-Kahfi : "Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan apabila matahari itu terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam ( gua ) tempat yang luas, itulah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah". Pemuda-pemuda beriman tersebut benar-benar tidur nyenyak selama 309 tahun, bukan mati, hal ini sebagaimana maksud ayat 18 Q.S. Al-Kahfi; "Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur, dan kami bolak-balikkan ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka membentangkan dua kaki depannya di muka pintu gua".
Setelah mereka ditidurkan Allah selama 309 tahun kemudian Allah membangunkan mereka dalam keadaan sadar tapi penuh tanda tanya sebagaimana maksud ayat 19 Q.S Al-Kahfi; "Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar diantara mereka bertanya sudah berapa lama kamu berada (di sini) ?. Mereka menjawab kita berada (di sini) sehari atau setengah hari. Berkata (yang lain) Rabbmu yang lebih tau berapa lama kamu berada (disini). Maka suruhlah seorang diantara kamu pergi ke Kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-sekali menceritakan halmu kepada siapapun.
Pertanyaan yang timbul dikalangan mereka setelah mereka dibangunkan Allah dari tidur 309 tahun, mereka tidak dapat menjawab dengan pasti, ada yang merasa tidur setengah hari dan ada pula yang merasa tidur satu hari. Namun kemudian seorang di antara mereka diutus ke Kota berbekal uang perak yang ada, sesampai di kota barulah utusan ini sadar setelah melihat situasi dan kondisi kota sudah berubah sama sekali dan uang yang dibawanya tidak laku lagi sebagai alat tukar jual beli.
Semua itu terjadi karena kehendak dan kekuasaan Allah. Tidur mereka selama 309 tahun hanya dirasakan setengah hari atau satu hari saja, bukankah semua yang dikehendaki oleh Allah akan patuh mengikuti perintahnya, termasuk menidurkan pemuda-pemuda beriman tersebut, dalam masa rentang waktu yang demikian lama dengan tidak dirasakan begitu lama oleh pemuda-pemuda itu, hal ini karena pada diri mereka juga tidak ada perubahan-perubahan fisik yang seharusnya terjadi apabila masa 309 tahun itu seperti adat kebiasaan sunnah Allah tentulah terjadi perubahan-perubahan fisik pada pemuda-pemuda beriman tersebut.
Perubahan-perubahan pada fisik pemuda-pemuda gua Kahfi ini tidak terjadi walaupun sudah tidur selama 309 tahun, karena kejadian peristiwa ini diluar kebiasaan atau kharijul 'adah atau juga luar biasa yang terkait dengan waktu atau hitungan hari yang waktunya berbeda dengan hitungan waktu-waktu biasa yang kita kenal dan kita jalani sehari-hari. di sisi Allah ada hitungan waktu yang lain dengan perbandingan ini sebagaimana maksud firman Allah dalam ayat 47 Q.S Al-Hajj; "Dan sesungguhnya sehari di sisi Rabmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu". Bahkan ada yang lebih jauh lagi perbandingan perhitungannya sebagaimana maksud ayat 4 Q.S. Al-Ma'Arij; "Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepadaNya, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun". Bagi kita orang-orang beriman hal ini sebenarnya tidaklah mengherankan karena kita yakin Allah Maha Kuasa dalam segala hal, apapun akan patuh kepadaNya, bagi Allah semuanya mudah, seperti maksud ayat 82 Q.S. 36 Yasin : "Sesungguhnya urusannya, apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata "Jadilah" maka jadilah sesuatu itu".
Allah telah menegaskan bahwa Ashabul Kahfi yaitu pemuda-pemuda beriman itu tidur benar-benar tidur bukan mati, oleh karena itu apabila Allah tidak menghendaki berlakunya Kharijul 'Adah terhadap peristiwa ini tentu akan terjadi perubahan-perubahan pada fisik pemuda-pemuda Ashabul Kahfi ini yang telah tidur selama 309 tahun kemudian bangun. Apabila tidak Kharijul 'Adah maka pada waktu mereka terbangun barangkali rambut mereka semua sudah putih atau ubanan, panjangnya tentu panjang sekali, begitu juga kumis dan jenggot mereka sudah panjang sampai ke lutut atau sudah sampai tumit, demikian pula halnya dengan kulit mereka tentu semua sudah keriput, pakaian mereka barangkali sudah lapuk atau hancur dan lain sebagainya, tapi perubahan-perubahan fisik itu tidak terjadi karena peristiwa ini Kharijul 'Adah, di luar hukum ruang dan waktu yang biasa menurut adat kebiasaan yang berlaku sehari-hari di antara kita. Allah Maha Kuasa dan memberlakukan sesuatu menurut kehendakNya.
Allah Maha Kuasa dan berbuat melakukan sesuatu sesuai kehendakNya, jangankan perhitunga satu hari di sisiNya, seribu tahun atau lima puluh ribu tahun bahkan berjuta tahunpun bila Allah kehendaki niscaya itu mudah bagiNya. Dia akan memberlakukan waktu itu sesuai kehendakNya dan kebutuhan yang diperlukan bahkan sampai dengan tidak diberlakukan hitungan waktu sama sekali seperti apa yang akan terjadi kelak di akhirat dalam kehidupan abadi yang tidak ada akhir, bukankah ini tidak dapat atau belum sampai ilmu manusia untuk mengetahui bagaimana hukum waktu yang diberlakukan Allah di sana nanti, tidak ada lagi perjalanan waktu yang mempengaruhi kehidupan, kita ketahui bahwa penduduk atau penghuni surga semuanya muda-muda dan tidak ada yang tua dan yang muda-muda ini pun tidak akan berubah beranjak menjadi tua

KISAH LAIN YANG LUAR BIASA/TIDAK TUNDUK KEPADA ATURAN YANG BIASA

Selain kisah Ashabul Kahfi ada kisah lain yang juga luar biasa, tidak tunduk kepada hukum ruang dan waktu yang biasa kita kenal atau yang berlaku dihari-hari biasa seperti yang kita alami. Kisah ini tersebut pada ayat 259 Q.S. 2 Al-Baqarah yang maksudnya; "Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya dia berkata "Bagaiman Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur" lalu Allah mematikan (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, "Berapa lama engkau tinggal (di sini)" dia (orang itu) menjawab, "Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari". Allah berfirman "Tidak! Engkau tinggal seratus tahun, lihatlah makananmu dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). dan agar kami jadikan engkau tanda kekuasaan kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana kami menyusunnya kembali, kemudian kami membalutnya dengan daging". Maka ketika telah nyata baginya diapun berkata, "Aku mengetahui bahwa Allah berkuasa atas segala-galanya.
Kisah yang terjadi tersebut di atas tidak ada keterangan yang pasti atau disepakati oleh para ahli tafsir, ada yang mengatakan kisah nabi Uzair, ada yang mengatakan kisah seorang Sholeh dan lainnya. Tapi yang pasti ini adalah kisah nyata yang dialami oleh seorang hamba Allah dan dikenalkan dalam Al-Qur'an untuk orang-orang beriman.
Dalam kisah ini lagi-lagi Allah menunjukkan kekuasanNya, Dia berbuat menurut kehendakNya, Dia menunjukkan bahwa bagi Allah semua itu mudah Dia memperlihatkan bahwa pengaruh ruang dan waktu dapat diatur sesuai kehendakNya, Dialah yang menghidupkan dan Dialah yang mematikan.
Kisah pengalaman seorang hamba Allah ini adalah luar biasa atau di luar dari kebiasaan hukum ruang dan waktu yang biasa kita alami atau kenal. Berawal dari pertanyaan hamba Allah yang melewati sebuah negeri yang hancur berantakan.
Setelah hamba Allah ini dihidupkan kembali maka Allah bertanya berapa lama engkau telah tinggal di sini? Si hamba Allah menjawab satu hari atau setengah hari, Allah menyuruh si hamba ini melihat makanan yang dibawanya tidak berubah, tetapi lihat juga keledaimu sudah menjadi tulang belulang.
Makanan si hamba Allah ini tidak mengalami perubahan -keluar dari hukum ruang dan waktu-, tapi keledainya mati dan telah menjadi tulang belulang -hal ini berlaku pengaruh hukum ruang dan waktu, sungguh Allah Maha Kuasa berbuat menurut kehendakNya. memberlakukan dua ketentuan yang berada dalam satu peristiwa. Akhirnya si hamba Allah menjadi yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala-galanya, apalagi setelah keledainya juga dihidupkan kembali oleh Allah.
Inilah suatu pelajaran yang berharga bagi kita, bagaimana bagi Allah semuanya itu mudah, bagaimana Allah itu Maha Kuasa, bagaimana Allah itu memberlakukan sesuatu sesuai kehendakNya, bagaimana Allah itu menghidupkan dan mematikan serta menghidupkannya kembali, bagaimana Allah mengatur segala-galanya, bagaimana Allah menjadikan si hamba Allah tahu dan yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala-galanya. (ZUARDI ZAIN)

Baca Selengkapnya ....