SIKAP TERHADAP MUSIBAH

Posted by ZUARDI ZAIN Selasa, 20 Oktober 2009 0 komentar

Artinya: “Dan sungguh Kami akan mencobai kamu dengan sesuatu berupa ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa, buah-buahan,dan sampaikanlah  khabar kembira kepada  orang-orang yang sabar.Yaitu orang-orang yang apaabila ditimpa musibah, mereka berucap “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un” (sesungguhnya kami milik Allah  dan kepadaNyalah kami kembali ) Q.S.2.Al-Baqarah:155 – 156.
          Berbagai macam peristiwa sejak dahulu kala sampai dengan sekarang telah terjadi dan berlangsung dari masa kemasa dibanyak tempat pada belahan dunia ini,apakah itu didrat,apakah itu dilaut, mauapun diudara.Peristiwa yang kita maksud yaitu peristiw yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia dn musnahnya harta dn kekayaan yang telah dengan susah payah diusahakan dan dikumpulkan tetapi,dalam waktu sekejap dan tidak terduga lenyap akibat terjadinya peristiwa musibah.
          Manusia hamba-hamba Allah bagaimanapun hebatnya dengan kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepada mereka  tidak ada yang mampu untuk menghindar dari berbagai peristiwa musibah yang terjadi tersebut.Apakah didarat ,seperti kecelakaan kendaraan,runtuhnya bangunan,tanah longsor akibat gempa,banjir lumpur semisal di Sidoarjo lumpur LAPINDO yang cukup luas mengkibatkan kesengsaraan dlsb, dilaut atau disungai seperti tenggelam kapal ,perahu,banjir laut atau sungai.,yang terhebat gelombang besar air laut sebagaimna terkenal dengan istilah tsunami,dlsb, diudara seperti kecelkaan pesawat,angin puting beliung,topan tornado,badai gurun dlsb.
          Akibat – akibat yang dirasakan dan bahkan membuat orang menjadi menderita bermacam kerugian dari berbagai musibah seperti yang tersebut dalam firman Allah ayat 155  surah Al-baqarah diatas yaitu berupa :
  1. Ketakutan
  2. Kelaparan
  3. Kekurangan harta
  4. Kekurangan jiwa
  5. Kekurangan buah-buahan (makanan).
      
          Karena berbagai macam musibah dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya dan tidak ada yang dapat menghindar atau lari dari kenyataan-kenyataan itu maka,Allah memberikan tuntunan kepada kita sebagaiman disebutkan dalam ayat 156 surah Al-baqarh,bahwa dalam menyikapi dan menghadapi berbagai macam bentuk musibah dan akibat yang ditimbulkannya harus disikapi dengan “SABAR”.dengan ucapan “INNAA LILLAAHI WAINAA ILAIHI RAJI’UN” yang artinya”Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali”.
          Yang menjadi perhatian besar bagi kita bukan tentang musibah itu dengan segala akibatnya,akan tetapi bagaimana supaya dapat mengambil pelajaran-pelajaran dan hikmah-hikmahnya dan yang paling penting dan utama lagi bagaimana kita menyikapi musibah-musibah dengan segala akibatnya dari sudut pandang iman/aqidah dan akhlaq.
          Kenyataan-kenyataan yang terjadi ditengah umat manusia dalam menyikapi musibah terutama yang masih ada iman didanya maka,mereka tersentak dan teringat kepada Allah sehingga disamping menerima musibah-musibah dengan sabar juga timbul beberapa sikap sbb:

Pertama ; Mengoreksi diri dan keadaan umat.
          Melakukan evaluasi terhadap diri dan keadaan umat  apakah sudah terlalu jauh menyimpang dari tuntunan dan petunjuk Allah sehingga musibah yang terjadi sangat pantas ditimpakan sebagai peringatn keras dari Allah Yang Maha Kuasa dan sebagai tanda kasih sayang Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya yang beriman.Dengan melakukan koreksi dan evaluasi ini merupakan sikap iman dan akhlaq yang benar sehingga, menimbulkan kesadaran untuk memperbaiki diri dan umat secara bersama-sama supaya kembali kepada tuntunan dan ajaran agama yang telah diyakini.

Kedua : Mohon ampun dan tobat
           Setelah koreksi diri dan keadaan umat dilakukan ternyata, memang sudah banyak yang  menyimpang dari ajaran dan tuntunan agama yang benar sesuai keyakinan sehingga sudah terlalu banyak dosa dan kesalahan maka,baik secara pribadi maupun secara massal perlu mohon ampun dan tobat atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.Mohon ampun dan tobat ini akan mengembalikan dan menumbuh suburkan iman yang ada dalam dada,dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh serta dengan penuh harap cemas tapi yakin bahwa Allah memberikan keampunan dan menerima tobat karena Allah Maha Pengampun dan Penerima tobat.

Ketiga : Bersyukur
           Barangkali ada orang yang heran dan merasa aneh kok musibah disyukuri ? Bagi orang yang beriman kata Rasulullah Muhammad SAW. “semua keadaan baik baginya bila diberi nikmat dia bersyukur,sedangkan bersyukur itu baik baginya artinya dapat pahal dan bila ditimpa musibah dia bersabar,sedangkan bersabar itu juga baik baginya karena,dengan kesabaran itu diberikan pahala oleh Allah SWT”.Bersyukur ditimpa musibah  maksudnya dapat memahami dan mengambil hikmah dibalik musibah dengan segala akibatnya itu,sebagai contoh;seorang beriman yang ditimpa musibah dia masih berucap dengan ucapan  syukur alhamdulillah hanya harta yang habis tapi yang penting semua kami selamat.Jangankan harta benda, jiwa kita juga milik Allah.harta yang pernah diberikan diambil kembali, harus kita syukuri bahwa selama ini kan sudah pernah kita nikmati harta tersebut.

Keempat : Redha menerima musibah dengan segala akibat yang ditimbulkan.
           Menyadari dosa dan kesalahan diri dan umat yang sudah banyak menyimpang dari kebenaran maka, musibah dan segala akibat yang diderita harus diterima dengan redha dan tidak menyalah kan siapa-siapa.Menerima musibah dengan redha merupakan kekuatan iman dan sikap akhlaq mulia.Disamping itu hal ini akan menjadi tempaan bagi peningkatan keimanan dan meningkatkan ketergantungan kepada Allah serta pengakuan terhadap kekuasaan Allah.Bagaimanapun hebatnya manusia dengan kelebihan yang dimilikinya tidak akan pernah mampu melawan kekuasaanAllah.Sikap menerima dengan redha terhadap musibah ini juga akan membawa ketenangan jiwa jauh dari kegelisahan.

Kelima : Mendekatkan diri kepada Allah  
           Setelah mengoreksi diri dan keadaan umat,kemudian mohon ampun dan tobat serta menerima musibah dengan redha maka,sikap selanjutnya harus berusaha dengan giat untuk meningkatkan ibadah dan amal shaleh.Hal ini merupakan usaha meningkatkan pendekatan hubungan dengan Allah serta memperbaiki hubungan dengan sesama manusia dan makhluq lainnya.Disamping itu juga untuk untuk mengejar ketertinggalan serta kekurangan dan kelalaian masa lalu.Sehingga dengan demikian semangat dan kesadaran untuk meningkatkan ibadah dan amal shaleh menjadi terpacu.
Keenam: Tetap mengantungkan harapan kepada Allah .
           Bagi orang-orang beriman tidak ada istilah putus asa tapi tetap optimis dan semangat,bahwa semua musibah yang terjadi adalah percobaan dari Allah.Semuanya adalah milik Allah,diberikan oleh Allah dan diambil kembali oleh Allah adalah memang hakNya.Semua yang pernah diberikan dan kemudian diambil kembali  oleh Allah apabila diterima dengan redha dan tidak pernah berburuk sangka kepada Allah maka,mudah-mudahan Allah akan memberikan yang lebih baik lagi dan yang sudah musnah dan hilang atau diambil kembalim oleh Yang Maha Memiki.Oleh karena itu tidak ada kamus bagi orang beriman yang namanya putus asa tapi tetap optimis dan bersemangat,bahwa Allah akan memberikan rahmat dan nikmatNya kepada hamba-hambaNya yang sabar,bersyukur dan mohon ampun atas segala dosa dan kesahalan,redha menerima musibah serta sadar dan meningkatkan hubungan dengan Allah juga  memperbaiki hubungan sesama manusia dan makhluq lainnya.

Ketujuh : Menyadari bahwa hidup dan kehidupan dunia hanya sementara
         Musibah – musibah yang terjadi dengan segala akibatnya baik korban jiwa maupun kehilangan harta benda,akan menyadarkan orang-orang beriman tentang hidup dan kehidupan ,serta semua kesenangan hidup dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi tetapi,semuanya fana atau ada batas dan akhirnya.Orang beriman yakin bahwa hidup dan kesenangan hidup yang abadi adalah diakhirat nanti.Oleh karena itu maka,musibah-musibah yang terjadi dengan segala akibatnya akan memberikan pelajaran dan peringatan bagi orang-orang beriman untuk sebuah kesadaran bahwa hidup dan kehidupn dunia hanya sementara.
        

Baca Selengkapnya ....